Menjemput Hidayah
Nama perempuan cantik
berkenegaraan Autralia itu, Melissa Lucas. Awal kedatanganku hari itu ke pengajian yang
rutin dilaksanakan every forth night at kak nyanyak’s house itu hanya
menimbulkan kesan, “Oh, ada seorang perempuan Ozi yang mendapat hidayah, tapi
siapa namanya yaa?”. Yaa..bahkan aku tak tau namanya. Perempuan itu berkerudung
dan terlihat cantik dengan hijabnya itu. Seorang gadis kecil berambut Cola
duduk disampingnya dan kurasa itu anak perempuannya.
Saat itu aku sedang
shalat dhuhur ketika pengajian dimulai dengan pembukaan dari perempuan cantik
yang akhirnya aku tahu bernama islam, Rabi’ah. Dia menceritakan bagaimana dia
akhirnya mendapatkan hidayah yang indah dari Allah SWT, dan aku tak tahu
kronologis ceritanya saat itu.
Ketika akhirnya
pengajian selesai, aku, Rabi’ah, kak Nyanyak, kak Eva dan Salwa duduk di meja
makan menikmati secangkir kopi, Rabi’ah kemudian kembali bercerita ketika kak
Nyanyak bertanya.
Begini sepetik kisah
yang sempat terekam memoriku:
Would you tell us how you decided to convert to
Islam?
My aunt converted to
Islam 24 years ago, she is the first. Ibuku masuk Islam ketika dikenalkan oleh
bibi kepada seorang lelaki Libanon yang juga adik lelaki dari suami bibiku.
Perkawinan ibu tidak berjalan bagus, dan ketika aku berumur 6 tahun, ibu
menikah lagi dengan lelaki muslim asal Libanon. Saat usiaku 7 tahun, aku
dipindahkan dari Public School ke Islamic School dimana aku belajar banyak
tentang Islam, belajar membaca Al-Qur’an. I was shocked and depressed karena
aku kehilangan teman-teman dan butuh waktu lama untukku untuk terbiasa dengan
keadaan baru itu.
My mom is very pushy.
She forced me everything about Islam, and I felt really tired and bored about
that. I was teenager and I needed my freedom. Dan ketika aku benar-benar tidak
tahan lagi dengan keadaan itu, aku pergi meninggalkan rumah di usiaku 11 tahun.
Dan kini aku belajar untuk tidak memaksa Taylor (nama sigadis kecil berambut
Cola), I let her see what I’ve done as a Muslim. Aku berusaha keras menjadi
contoh yang baik untuknya bukan memaksanya because it won’t work.
Are married? And where do you live now?
Nea, I am not. Dan itu
kesalahan besar dalam hidup. When I was 16, I met Taylor’s father and we lived
together for 9 years. He’s not a good man, he even didn’t care about Taylor.
Kami berpisah ketika akhirnya dia masuk penjara. Sekarang saya tinggal di
sebuah rumah pemberian pemerintah, karena sebelumnya we are homeless. We move
to motel to motel by government payment. Dan mungkin saja kami akan tinggal di
mobil jika tak mendapat rumah itu. Dan hamdallah, it costs $AUS100/a month.
Bagaimana kamu bisa memutuskan untuk kembali ke
Islam?
Ada saat dimana aku
terpuruk, apalagi ketika akhirnya aku mempunyai Taylor. Aku benar-benar mencari
arah itu dan hamdallah. Saat itu
ketika aku sudah menganut Kristen, aku pernah benar-benar ingin tahu sesuatu.
Aku melangkah ke pustaka dan mulai membaca Bibel. Each bible I read had
different content. I felt really lost and confused, hingga aku pernah bertanya
kepada seorang ahli agama, “I need to read the original Bibel, where can I get
it?” dan betapa terkejutnya aku ketika akhirnya seseorang itu berkata, “You
can’t and won’t be able to see it, because original Bibel is somewhere in…”.
Dalam hati aku berkata, bagaimana aku bisa mencari kebenaran dalam agama ini
ketika aku tak bisa menemukan kuncinya. Lagi-lagi aku benar-benar desperate,
aku seperti terombang-ambing. Namun satu hal yang pasti, I won’t come back to
Islam.
My mom and my aunt
make me to come back to Islam, and I rejected it. I said to my mom, “Prove me
that Islam is right! I will never come back before I see the truth that Allah
exists! I’ll prove you that Islam is wrong!”. Dan niatku benar-benar kuat untuk
membuktikan ke ibu dan bibiku bahwa agama yang mereka bangga-banggakan itu
adalah salah dan bohong. Aku mulai mencari. Satu hal yang pasti, niatku mencari
kebohongan dalam Islam. Dan hamdallah disana
Allah menunjukkan jalan dan kuasaNya. Aku dengan niatku yang sangat kuat
menjatuhkan Islam, akhirnya menemukan keindahan agama Nabi Muhammad SAW ini.
Aku membaca artikel dan buku, hingga mencari sendiri lecture2 di youtube dan
bukannya menemukan kejelekan tentang Islam, aku merasakan sesuatu yang mulia
dan sangat menentramkan. Semua jawabannya adalah ketika akhirnya aku membaca
Al-Qur’an dan tidak ada yang berubah dari isi kitab itu sama sekali. SubhanAllah, Allahu Akbar. Dan aku
kembali menuju Islam dengan pencarianku sendiri dan aku merasakan kebaikan akan
itu.
Aku hampir menitikkan
air mata ketika akhirnya dia mengucapkan kalimat terakhirnya. Betapa ini kisah
yang baik.
Dan ini masih belum
selesai.
Last year setelah
perjalanan panjangku menemukan kebenaran Islam, I met my cousin. Dan ketika aku
menceritakan tentang islam, aku terkejut sepupuku itu bahkan tak tahu sama
sekali tentang agama ini. Bahkan dia tak pernah mendengar tentang Nabi Muhammad
SAW sama sekali. Lalu, kuperlihatkan sebuah lecture tentang Islam dan dia
sangat tertarik. “This is so pure and good, I want to know deeply about Islam…”
aku berucap syukur sedalam-dalamnya kepada Allah dan kuberikan dia beberapa
readings. Akhirnya tahun lalu, dia mengucap dua kalimat syahadat. Alhamdulillah
ya Allah.
Ada segurat kebahagian
yang luar biasa terpancar dari wajah cantiknya. Aku juga sangat terharu. Ini
lah cara Allah membalas perjuangannya menemukan jalan kebenaran dengan
memberinya pahala yang luar biasa karena mengajak serta sepupunya ke jalan
Allah.
Perempuan cantik ini
bukan perempuan biasa, she’s determined woman. Dan betapa aku juga mengucap syukur
dan SubhanAllah ketika dia bisa
menjadi imam dan membaca (read:menghafal) dengan baik beberapa surat dalam
Al-Qur’an.
Tak ada yang
memungkiri betapa luar biasanya kasih sayang dan cinta yang Allah punya untuk
kita-kita hamba-hambaNya, seperti lirik lagi Maher Zein:
Now I know how it’s like, to have Your precious
love in my life…
Now I know how it feels, to finally be at peace
inside…
I wish that everybody knew how amazing feels to
love You…
I wish that everyone could see, how Your love
has set me free…
Set me free and made me strong…
O Allah, I’m forever grateful to You, whatever
I say could never be enough…
You gave me strength to overcome my
uncertainties…
And stand firm against all the odds…
You are the One who did revive my soul, You
shone Your light into my heart…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar