Senin, 30 April 2012

Menjemput Hidayah


Menjemput Hidayah

Nama perempuan cantik berkenegaraan Autralia itu, Melissa Lucas.  Awal kedatanganku hari itu ke pengajian yang rutin dilaksanakan every forth night at kak nyanyak’s house itu hanya menimbulkan kesan, “Oh, ada seorang perempuan Ozi yang mendapat hidayah, tapi siapa namanya yaa?”. Yaa..bahkan aku tak tau namanya. Perempuan itu berkerudung dan terlihat cantik dengan hijabnya itu. Seorang gadis kecil berambut Cola duduk disampingnya dan kurasa itu anak perempuannya.

Saat itu aku sedang shalat dhuhur ketika pengajian dimulai dengan pembukaan dari perempuan cantik yang akhirnya aku tahu bernama islam, Rabi’ah. Dia menceritakan bagaimana dia akhirnya mendapatkan hidayah yang indah dari Allah SWT, dan aku tak tahu kronologis ceritanya saat itu.

Ketika akhirnya pengajian selesai, aku, Rabi’ah, kak Nyanyak, kak Eva dan Salwa duduk di meja makan menikmati secangkir kopi, Rabi’ah kemudian kembali bercerita ketika kak Nyanyak bertanya.

Begini sepetik kisah yang sempat terekam memoriku:

Would you tell us how you decided to convert to Islam?

My aunt converted to Islam 24 years ago, she is the first. Ibuku masuk Islam ketika dikenalkan oleh bibi kepada seorang lelaki Libanon yang juga adik lelaki dari suami bibiku. Perkawinan ibu tidak berjalan bagus, dan ketika aku berumur 6 tahun, ibu menikah lagi dengan lelaki muslim asal Libanon. Saat usiaku 7 tahun, aku dipindahkan dari Public School ke Islamic School dimana aku belajar banyak tentang Islam, belajar membaca Al-Qur’an. I was shocked and depressed karena aku kehilangan teman-teman dan butuh waktu lama untukku untuk terbiasa dengan keadaan baru itu.

My mom is very pushy. She forced me everything about Islam, and I felt really tired and bored about that. I was teenager and I needed my freedom. Dan ketika aku benar-benar tidak tahan lagi dengan keadaan itu, aku pergi meninggalkan rumah di usiaku 11 tahun. Dan kini aku belajar untuk tidak memaksa Taylor (nama sigadis kecil berambut Cola), I let her see what I’ve done as a Muslim. Aku berusaha keras menjadi contoh yang baik untuknya bukan memaksanya because it won’t work.

Are married? And where do you live now?

Nea, I am not. Dan itu kesalahan besar dalam hidup. When I was 16, I met Taylor’s father and we lived together for 9 years. He’s not a good man, he even didn’t care about Taylor. Kami berpisah ketika akhirnya dia masuk penjara. Sekarang saya tinggal di sebuah rumah pemberian pemerintah, karena sebelumnya we are homeless. We move to motel to motel by government payment. Dan mungkin saja kami akan tinggal di mobil jika tak mendapat rumah itu. Dan hamdallah, it costs $AUS100/a month.

Bagaimana kamu bisa memutuskan untuk kembali ke Islam?
Ada saat dimana aku terpuruk, apalagi ketika akhirnya aku mempunyai Taylor. Aku benar-benar mencari arah itu dan hamdallah. Saat itu ketika aku sudah menganut Kristen, aku pernah benar-benar ingin tahu sesuatu. Aku melangkah ke pustaka dan mulai membaca Bibel. Each bible I read had different content. I felt really lost and confused, hingga aku pernah bertanya kepada seorang ahli agama, “I need to read the original Bibel, where can I get it?” dan betapa terkejutnya aku ketika akhirnya seseorang itu berkata, “You can’t and won’t be able to see it, because original Bibel is somewhere in…”. Dalam hati aku berkata, bagaimana aku bisa mencari kebenaran dalam agama ini ketika aku tak bisa menemukan kuncinya. Lagi-lagi aku benar-benar desperate, aku seperti terombang-ambing. Namun satu hal yang pasti, I won’t come back to Islam.
My mom and my aunt make me to come back to Islam, and I rejected it. I said to my mom, “Prove me that Islam is right! I will never come back before I see the truth that Allah exists! I’ll prove you that Islam is wrong!”. Dan niatku benar-benar kuat untuk membuktikan ke ibu dan bibiku bahwa agama yang mereka bangga-banggakan itu adalah salah dan bohong. Aku mulai mencari. Satu hal yang pasti, niatku mencari kebohongan dalam Islam. Dan hamdallah disana Allah menunjukkan jalan dan kuasaNya. Aku dengan niatku yang sangat kuat menjatuhkan Islam, akhirnya menemukan keindahan agama Nabi Muhammad SAW ini. Aku membaca artikel dan buku, hingga mencari sendiri lecture2 di youtube dan bukannya menemukan kejelekan tentang Islam, aku merasakan sesuatu yang mulia dan sangat menentramkan. Semua jawabannya adalah ketika akhirnya aku membaca Al-Qur’an dan tidak ada yang berubah dari isi kitab itu sama sekali. SubhanAllah, Allahu Akbar. Dan aku kembali menuju Islam dengan pencarianku sendiri dan aku merasakan kebaikan akan itu.

Aku hampir menitikkan air mata ketika akhirnya dia mengucapkan kalimat terakhirnya. Betapa ini kisah yang baik.
Dan ini masih belum selesai.

Last year setelah perjalanan panjangku menemukan kebenaran Islam, I met my cousin. Dan ketika aku menceritakan tentang islam, aku terkejut sepupuku itu bahkan tak tahu sama sekali tentang agama ini. Bahkan dia tak pernah mendengar tentang Nabi Muhammad SAW sama sekali. Lalu, kuperlihatkan sebuah lecture tentang Islam dan dia sangat tertarik. “This is so pure and good, I want to know deeply about Islam…” aku berucap syukur sedalam-dalamnya kepada Allah dan kuberikan dia beberapa readings. Akhirnya tahun lalu, dia mengucap dua kalimat syahadat. Alhamdulillah ya Allah.

Ada segurat kebahagian yang luar biasa terpancar dari wajah cantiknya. Aku juga sangat terharu. Ini lah cara Allah membalas perjuangannya menemukan jalan kebenaran dengan memberinya pahala yang luar biasa karena mengajak serta sepupunya ke jalan Allah.

Perempuan cantik ini bukan perempuan biasa, she’s determined woman. Dan betapa aku juga mengucap syukur dan SubhanAllah ketika dia bisa menjadi imam dan membaca (read:menghafal) dengan baik beberapa surat dalam Al-Qur’an.

Tak ada yang memungkiri betapa luar biasanya kasih sayang dan cinta yang Allah punya untuk kita-kita hamba-hambaNya, seperti lirik lagi Maher Zein:
Now I know how it’s like, to have Your precious love in my life…
Now I know how it feels, to finally be at peace inside…
I wish that everybody knew how amazing feels to love You…
I wish that everyone could see, how Your love has set me free…
Set me free and made me strong…
O Allah, I’m forever grateful to You, whatever I say could never be enough…
You gave me strength to overcome my uncertainties…
And stand firm against all the odds…
You are the One who did revive my soul, You shone Your light into my heart…




Tidak ada komentar:

Posting Komentar