Ha?? Akhirnya hari ini
datang juga, setelah hampir setengah dari usiaku, aku merindukan momen ini (ini
sedikit lebai). Momen apakah? Hmm…
Suatu kebahagian bisa
menikmati musim dingin di Australia, dengan segala tanda-tanda yang sering
hanya bisa dinikmati di pilem-pilem or acara-acara tipi. Namun, satu sisi,
terkadang diri masih suka complain dengan suhu yang luar biasa membuat diri
ingin terus berdekatan dengan selimut, haha. Namun lagi, walaupun semua orang
menganggap winter selalu menjanjikan butiran-butiran putih itu yang semua orang
kenal sebagal salju dan bahasa kerennya salju alias yuki (bahasa jepang), tidak
terjadi di kota tercinta ini (baca: Melbourne). Dan berita gembiranya, ada beberapa
tempat di kota ini yang Allah rejekikan salju seperti Lake Mountain, Mt. Buller
and Mt. Hottham. Dan berita yang lebih menggembirakan, kami diberi kesempatan
untuk melihat butiran-butiran Kristal putih bersuhu dingin itu yang kuanggap
sebagai suatu keajaiban yang Allah berikan.
Anyway, hari ini
tanggal 27 July dan bagiku itu hari yang sudah kutunggu-tunggu. Setelah
beberapa kali diskusi tentang jadwal “pertemuan” kami dengan si putih yang maju
mundur karena beberapa hal termasuk persoalan ibadah puasa, akhirnya ditentukan
laah hari ini sebagai hari yang bagiku juga bersejarah itu, haha (sampai
sekarang aku masih takjub dengan ciptaan Allah itu, hanya Allah yang sanggup
menjadikan butiran-butiran air menjadi Kristal putih nan lembut bersuhu sejuk
itu). Persiapan sudah dilakukan dua minggu sebelum keberangkatan mulai dari
gloves, jacket, scarf dan sebagainya. Beberapa malah memberi saran penting dan
kami sangat mendengarkan.
Dan akhirnya di hari
ke tujuh bulan Ramadhan ini, kami berangkat menuju Mt.Buller. Kecemasan tentu
ada, apalagi dengan kondisi tubuh yang harus melakukan ibadah puasa dan kondisi
suhu yang hari itu -2 C di Mt.Buller. Namun, rasa excited mengalahkan semuanya.
InshaAllah dengan niat baik, Allah pasti kuatkan. Selesai sahur, semuanya sudah
harus berangkat menuju spot yang ditentukan untuk dijemput bus Evergreen pada
jam 6.20, salah satu bus wisata yang menuju Mt.Buller. Dan berbekal pakaian dan
bekal yang sudah dipersiapkan, kami berangkat menuju St. Andrews Church, White
Horse St, Boxhill pagi-pagi buta itu.
Dan benar saja, bus
datang tepat jam 6.20.
Rasa penasaran dan
nervous semakin merasuki (lebai lagi, cem mau ketemu camera aje, hehe).
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang cantik. Potret lain dari
sebuah state bernama Victoria, selamat tinggal sejenak Melbourne tercinta, ada
yang lebih menarik untuk ditemui hari ini dari hanya sekedar Federation Square
atau Flinder Street Station (sombong.com). Perkebunan yang kini sebagian besar
sudah tinggal ranting dan peternakan yang luar biaasaaaa luasnya, ratusan sheep
(kurasa salah satunya pemeran “Shaun the Sheep” disana bersama teman-temannya
itu, hehe) bertebaran disana tanpa harus berdesakan, tiap pribadi hewan itu
punya spotnya masing-masing dan bisa menikmati makanan tanpa harus berebutan.
Sapi-sapi berbulu hitam pekat dan berbulu coklat muda dengan kepala putihnya
juga terkadang menarik perhatian. Perumahan ala peternakan yang unik dan khas
menjadi penghibur mata (aku sampai beberapa kali mengucap syukur ketika
akhirnya bisa melihat langsung, ini tidak lebai). Hmm… tiba-tiba Sam (tour
guide kami) mengecek cuaca di Mt.Buller dan mengatakan bahwa suhu disana
mencapai -2 C dan it’s snow fall there. Berita pertama sedikit meresahkan,
namun mendengar kalimat “It’s snowy there now”, ada rasa semangat yang luar
biasa.
Perjalanan berlanjut
setelah berhenti sesaat di salah satu tempat penyewaan perlengkapan snow.
Setelah akhirnya satu jam berlalu, bus Evergreen mulai mendaki jalan yang
kurasa mulai meninggi. Dan beberapa kali kami melihat mobil-mobil dari arah
berlawanan, dengan tumpukan putih diatasnya. Wow, that’s snow !!
15 menit berlalu
ketika kami semakin mendaki dan disuguhi jalan yang berkabut luar biasa tebal,
dan mataku yang tak beranjak dari kaca mobil seperti menangkap sesuatu.
Butiran-butiran putih. Yaa..itu snow yang sedang berjatuhan. Hal pertama yang
terucap, “Alhamdulillah, akhirnya!”
Semakin mendekat,
semakin banyak butiran-butiran putih itu, tak hanya itu tumpukan-tumpukan salju
semakin banyak di pinggiran-pinggiran jalan dan pohon-pohon. Suasana yang agak
mendung dan berkabut, membuat sebagian cemas akan suhu yang dingin disaat kami
sedan berpuasa.
And, we are finally
here!
Everything’s white
here! Wow! Speechless! Excited! Snow’s miracle! SubhanAllah, AllahuAkbar! Dan
yang paling menggembirakan, it’s not that cold here! Seandainya bisa dibawa
pulang ke Aceh, rasanya ingin sekali berbagi kegembiraan ini bersama dengan
yang lainnya.
Ketakjuban dan
kebahagian kami tak kunjung reda bahkan kami sudah sangat puas menikmati
putihnya sang Snow di puncak Buller. Kami tetap berucap syukur ketika menikmati
perjalanan diatas monorail menuju Buller Village. Tak ada rasa lapar sama
sekali, padahal ketika hari biasa, perut sudah kriuk-kriuk dijam-jam itu. Tak
ada rasa haus, malah bibir yang biasanya kering luar biasa karena musim dingin,
kini malah biasa-biasa saja. Dan tak ada rasa lelah, yang ada hanya rasa
syukur, bahagia dan excited.
Hari bersama snow
ditutup dengan Snow fall yang luar biasa cantiknya. Dan tak dipungkiri, setiap
pertemuan harus diakhiri dengan perpisahan. Yaa…walaupun ini kami anggap
sebagai pertemuan pertama dan kemungkinan besar ini yang terakhir (inshaAllah
kalau ada rejeki, Allah pertemukan lagi ^_^). Dan ketika memasuki bus untuk
melakukan perjalanan kembali ke Melbourne, baru rasa lelah itu datang. Kami
kemudian berbuka puasa di perjalanan didalam bus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar