Senin, 26 Maret 2012

Aku Terlahir "Sensitif"


Aku terlahir “Sensitif”

Tak pernah telintas dalam pikiranku, akhirnya topic ini akan menjadi serangkaian kata yang tertulis di sebuah layar bernama “Microsoft Word”. Namun, memang benar bahwa seorang manusia juga punya batas ketentraman diri dan mungkin itu juga yang aku alami.

Sensitive? Apa yang salah dengan katakata itu? Tak ada yang salah, hanya ada sedikit permasalahan padanya jika terlalu berlebihan hinggap pada seorang bernama “Manusia”. Tidak banyak yang menempatkan diri sebagai orang yang sensitive berlebihan, namun aku dengan lantang hari ini berkata bahwa aku termasuk salah satu makhluk Tuhan (bukan “…Yang Paling Sexi) yang terlahir dengan sensitive yang sedikit melebihi kadar normal.

Apa sebabnya? Hmm…kalau saja aku tahu. Allah knows. Kalau dilihat dari segi “Zodiak”, aku terlahir di awal bulan Maret dan disebutkan aku berbintang “Pisces” yang berlambangkan ikan dan air. Hmm…factor ikan dan air yang sangat sensitive sentuhan menjadi alasan segelintir orang, but not me. Wallahu’alam.

Perasaanku mudah sekali tersentuh, aku dengan cepat bisa mengeluarkan air mata, bahkan untuk hal-hal yang konyol dan terkadang sederhana. But that’s me.

Hatiku dengan mudahnya “weuh”, aku dengan mudahnya tersinggung or sedih, bahkan hanya dengan kata-kata halus dan sederhana, konon dengan kata-kata kasar dan ekspresi marah. Aku bisa menangis karena sedih langsung ditempat itu.

Otakku juga terkadang bekerja sama dengan hatiku yang lemah, ketika hati sudah mulai lemah dan terkena virus-virus sensitive, otakku dengan mudahnya berpikiran negative. Aku bisa beranggapan macam-macam, contohnya saja aku beranggapan semua orang menghindariku. Aku beranggapan bahwa aku telah berbuat sesuatu hal yang membuat orang sakit hati padaku.

Yang juga tak bisa terhindari olehku adalah ketika semua syaraf ditubuhku bersatu dan memerintah “mood”ku untuk berubah warna dari “pink (ceria=senang)” menjadi “biru (haru-sedih) atau bahkan “abu-abu (kelabu-galau)”. Tidak hanya sampai disitu, semuanya akan berakhir pada perubahan sikapku. Aku memilih diam, menutup diri dan akhirnya menyendiri.

Ini kerap terjadi ketika aku berhubungan dan berteman dan banyak hal yang berubah ketika sifat sensitiveku dan ketika akhirnya aku menyesali, semuanya sudah terlanjur berubah. Dan akhirnya ketika aku menangisi semua perubahan itu, semuanya sudah terjadi dan… If I just could turn back time.
Bagi sebagian orang mungkin hanya persoalan biasa, tapi bagiku sudah luar biasa. Bagi sebagian orang hanya kata-kata sederhana, tapi bagiku sudah sangat complicated.

Again, that’s me!
Aku tidak berharap diperlakukan special karena sifatku itu, tapi aku hanya ingin dimengerti. Dan mungkin bagi sebagian orang, itu terlalu berat untuk mengerti, dan aku berusaha menerima. Aku seorang manusia yang sudah seperempat abad berada di dunia dan sudah pantas menjadi lebih bijak dalam menghadapi sesuatu. Selama ini, salah satu yang menjadi doa utamaku adalah ketika Tuhan bisa sedikit membantuku mengontrol sifatku itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar