Get Lost Part II
29 February 2012
Oh…pagi ini indah. No rain, but it’s a bit cold and windy.
Hari ini aku bangun dengan semangat karena today, we’re gonna go to the city of
Melbourne. Horray… J
Selepas mandi dan shalat subuh, aku bergegas memilih baju yang
sekiranya cucoook dengan cuaca hari itu dan tentunya klop dengan trip hari ini.
Semuanya telah dipersiapkan dengan baik, baterai kamera sudah tercharge, minum
dan lunch juga sudah siap, mukena dan tak lupa paying sudah tersedia didalam
tas.
Aku pun berangkat dengan hati riang. Betapa ingin hati
melihat kota Melbourne. Hmm…maklum yaa, ini lagi masa-masanya “honeymoon” kalau
dalam istilah culture shock, ketika seseorang sedang sangat mengagumi dan
sangat tertari dengan sesuatu.
Jam 10 aku dan teman-teman berjanji bertemu Ruth
(international student advisor) di depan gymnasium, namun tepat jam 9 aku sudah
terduduk manis disana bersama dua orang temanku (kalau gak salah Hijjah dan
Bang Saiful).
Dan akhirnya perjalanan pun dimulai ketika semua telah tiba
dan juga Ruth. Kami memulai dari jalan setapak dibelakang Deakin 2 dan menuju
Deakin 3 atau DUELI. Cuaca masih sangat mendukung. Setiap sudut yang kami
anggap cantik (pada dasarnya karena memang sedang mengalami syndrome
“honeymoon”-nya culture shock, hehe…jadi daun kerin pun jadi menarik, semak pun
jadi cantik) jadi objek foto, hingga terkadang tertinggal oleh langkahnya Ruth
dan beberapa teman lainnya.
Melewati DUELI, kami menuju pemberhentian bus dan naik bus
menuju Box Hill, dari Box Hill kami naik kereta api dan menempuh perjalanan
selama kurang lebih setengah jam menuju The City of Melbourne. Ketika sampai,
kesan awal yang tertangkap adalah sebuah kota besar dengan gedung-gedung tinggi
menjulang dan bangunan bergaya modern seperti Federation Square dan The Ian
Potter Center. Namun, tetap terlihat klasik dengan bangunan tempo dulu seperti
Flinder Station, Victoria State Library dan Gereja Katedral St. Paul.
Potret sana-sini, semuanya juga terkadang enggan diminta
mengambil foto karena pengen menjadi objek didalam foto, hehe.
Selesai mengelilingi beberapa bangunan yang dianggap bagus
untuk dijadikan tempat berkunjung, kami bergegas menuju tempat jajanan makanan
untuk lunch. Dengan cuaca yang dingin, perut lebih cepat mulai keroncongan, dan
keadaan kaki yang sudah mulai lelah berjalan karena pada dasarnya tak pernah
dilatih berjalan selama di tanah kelahiran, semuanya bergantung pada sepeda
motor, haha…
Dan kini kusadari, Melbourne benar-benar kota besar dengan
keadaan yang sangt busy dan orang-orang yang berlalu lalang luar biasa ramai.
Luar biasa ramai. Oh…
Namun bukan tentang Melbourne yang sebenarnya ingin
kuceritakan dalam kisah kali ini. Ini tentang kisah perjalanan panjang 6 orang
anak manusia mencari jalan pulang
setelah sangat lelah menjelajahi kota besar Melbourne, tepatnya bukan
karena tersesat tapi karena keterlalua percaya diri akan nomor bus tujuan
pulang, ck…ck…ck.
Kami berpisah dengan Ruth di Box Hill dan mulai mencari
jalan pulang masing-masing (karena memang kami sebagian tidak berada diarah
jalan utama yang sama), setelah sedikit berputar-putar disekitar Box Hill.
Bang Saiful, Bang Fajri, Kak Khusna, Hijjah dan tentunya aku
pulang kearah yang sama. Sejujurnya aku sedikit kebingungan melihat jadawal dan
arah bus di Victoria ini, huh… jadi akhirnya ketika taka da solusi dari siapa
pun, kami memilih mengikuti Nanda yang kebetulan nomor bus tujuan rumahnya
melewati Burwood Highway, jalan utama yang juga bisa mencapai rumah kami dengan
Tram nomor 75.
Dan naik lah kami enam orang yang sudah sangat kelelahan dan
kelaparan, juga ada yang sangat ingin ke toilet dan yang paling parah, belum
shalat zuhur sedang waktu sudah menunjukkan waktu shalat ashar, ck…ck…ck…
resiko perjalanan ke negeri Non-Muslim.
Sekitar 10 menit perjalanan, aku mulai menyadari bahwa jalan
yang dilewati si bus tidak aku kenali sama sekali, karena faktanya sehari
sebelumnya kami juga menaiki bus dengan nomor yang sama dan berhasil. Semuanya
asing. Aku mulai curiga dan mulai bertanya ke teman-teman lainnya, dan yang
paling anehnya beberapa teman juga berpendapat sama. Namun, kami masih terlihat
sabar dan pasrah hingga di menit ke 25 kami melewati sebuah hutan kecil dan
kecurigaan kami semakin menjadi-jadi (salah sendiri gak nanya-nanya langsung
naik aja, haha).
Ketika perdebatan dan tertawaan mulai sedikit berisik,
seorang ibu-ibu Australia menyadari keanehan 6 orang itu dan bertanya. Tentu
saja akhirnya dia tahu bahwa kami telah salah naik jurusan bus, haha.
Benar adanya kalau bus yang kami naiki adalah bus nomor 903,
namun ternyata bus dengan nomor 903 punya jurusan yang sama, ke utara menuju
Altona dank e selatan menuju Maclohin (dan line ini yang sebenarnya yang kami
tuju). Dan akhirnya kami turun di pemberhentian terakhir si bus di daerah
Altona dan berganti naik bus 903 jurusan selatan menuju Maclohin.
Bus melewati arah yang sama dan singgah ke Box Hill untuk
persinggahannya (haha…can you imagine, kami memutar-mutar sampai ke Box Hill
lagi? Sangat berarti kan? Haha..)
Dan akhirnya bus melewati Burwood highway dimana aku, Hija,
Kak Khusna dan Bang Saiful turun meninggalkan Nanda dan Bang Fajri menuju
Leopold Street. Sepanjang perjalanan kami tertawa cekikikan. Yaah…setidaknya
kami menutup sore ini dengan safari mengelilingi beberapa daerah di Victoria
yang mungkin tidak pernah kami niatkan untuk kami tapaki.
Tuhan yang punya cerita, kita hanya pelakon ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar