Senin, 26 September 2011

"Bahkan aku tak sadar Mimpiku sudah terwujud..."


"Suatu hari adek pasti bisa ke Jepang..."

Minggu itu di awal bulan Januari adalah jadwal pengumuman resmi beasiswa itu. Dimulai dari hari pertama di bulan pertama tahun itu, semua kandidat sudah mulai gergetan menunggu keputusan akhir dari penyeleksian beasiswa ke negeri puluhan negara bagian itu.. Selama seminggu ini pun hati ku mulai cenat cenut, apa aku akan berhasil jebol ke negara adidaya itu, walaupun hanya hitungan bulan. Tiba-tiba satu sms masuk ke cellphoneku.

"Assalamualaikum, umy udah dapat telpon dari Jakarta? Alhamdulillah aku dapat my"

Wow, ternyata itu sms dari Arni teman seangkatanku yang sama-sama mencoba keberuntungan di beasiswa ini. Tapi aku dari pagi tadi belum dapat kabar apapun.

"Belum ada panggilang masuk dari no jakarta Arni, mungkin aku belum beruntung kali yaa :-( "

"Eiits..jangan pesimis dulu, tadi kata mba nya banyak nomor awardees di Aceh agak sulit di hubungi..tunggu aja sebentar lagi yaaa.. ni aku mau ngecek email dulu katanya banyak yang harus dipersiapkan... Ayook mi, positive thinking :-)"

"Mudah-mudahan yaa.."

Jantungku mulai berdetak kencang, mulai resah menunggu cellphoneku berbunyi. Ada sedikit rasa pesimis, apa iya sulit dihubungi, Arni yang rumahnya agak jauh di sana bisa langsung masuk, aku yang rumah dekat pinggiran kota tapi sulit di hubungi. Ah..kubuang pikiran itu jauh-jauh. Ku bawa cellphoneku kemana pun aku pergi sambil mengucap doa di hati. Empat jam berlalu sejak Desy mengabariku kabar gembiranya, beberapa teman lain yang ku hubungi pun rata-rata sudah mendapat kabar gembira itu dan kini aku mulai kehilangan semangat. Yah, dalam hal persaingan pasti ada yang kalah, dan mungkin aku masih di posisi itu, pikirku. Sudah tiga kali mencoba, mungkin Allah belum mengizinkanku lulus.
Kuperhatikan cellphoneku, apa ada yang rusak hingga dia tidak berbunyi. Tapi emang kenyataannya tidak ada nomor asing yang menelponku sampai menjelang jam 2 siang hari itu. Aku pun melangkah lunglai ke dapur, walau kehilangan nafsu makan tapi aku lapar. Ibu yang sedari tadi memantau keadaanku yang hilang separuh jiwa pun mulai iba melihatku.

"Ayoo makan dulu umy, masalah pasti ada solusinya", ucap ibu seadanya, aku belum berani bilang apa yang sebenarnya terjadi. Aku hanya tersenyum kecut. Aku pun menuruti dan mulai mencuci tangan saat sebuah sms masuk. Hmm..pasti sms yang sama, pada mau menenangkan..hiks..
Tak kuhiraukan sms itu, namun aku dengan pikiran yang masih melayang menyantap makan yang rasanya sulit masuk ke perutku saat itu. Namun sekilas kulihat nomor yang mengirim sms itu bukan nomor yang ku kenal. Ku raih cellphoneku dan kubuka sms yang bunyi nya...

"Maaf saya sudah mencoba menghubungi nomor anda sejak tadi pagi dan kesulitan. Saya Rathma dari IIEF ingin menyampaikan selamat kepada anda sebagai salah satu pemenang beasiswa IELSP. Segera check email anda dan segera persiapkan berkas-berkas yang harus segera dikirim ke IIEF. Terima kasih."

Ya Allah, aku masih belum percaya dengan apa yang ku baca. Kubaca sekali lagi, mungkin ini cuma mimpi. Kulihat sekeliling, apa aku berhalusinasi. Dan ternyata tidak... Aku langsung berlari memeluk ibu ku yang saat itu masih di dapur dan menangis terharu disana. Ibu hanya diam sampai aku bercerita dan kuliat ekspresinya antara senang dan sedih. Aku mengerti karena selama ini aku tak pernah bepergian jauh, dan ini ke Amerika.

Dan ini lah aku disini dalam sebuah burung besi bernama United Airlines menuju negara adidaya itu. Setelah transit di Thailand tadi menjelang subuh, kami melanjutkan perjalanan dan sekarang telah sampai di tujuan transit kedua, yaitu Jepang. Hmmm..Jepang, negeri yag elok. Salah satu negeri impianku. Bila mengingat Jepang, aku mengingat Sakura dan Salju. Dan kebetulan saat itu sedang musim semi, ketika kami menapakkan kaki di negeri Sakura itu aku melihat bunga Sakura sedang bermekaran di sepanjang jalan Bandara Internasional Narita, Tokyo. Sayangnya, kami cuma bisa menikmati udara Jepang beserta pemandangan itu di bandara saja, no visa means you can't go around Japan. Namun aku tetap selalu mengucap syukur karena telah pernah menginjakkan kaki disini. Aku dan beberapa temanku memandang keluar jendela kaca super besar mencoba melihat sejelas mungkin bentuk Sakura yang berada jauh di ujung pinggir bandara sebelum kami melanjutkan perjalanan ke USA. Dalam pikiran kami saat itu, kapan lagi kami bisa melihat bunga yang hanya hitungan hari bermekaran itu dan kemudian menjadi daun... Dan akhirnya kami harus meninggalkan Jepang, ku pandangi sekali lagi bunga Sakura yang menjadi icon Jepang itu...Setelah menempuh perjalan hampir 13 jam akhirnya ku hirup juga udara Amerika, dari Los Angeles kami terbang ke San Jose dan menempuh perjalanan selama satu jam setengah menuju St. Cruz. Di sepanjang jalan ku lihat pohon-pohon besar yang setelahmya kutahu bernama red wood, oak dan lainnya. Jalan dan pohon yang mengelilinganya persis seperti yang selama hanya kulihat di film-film Hollywood.
Kami sampai menjelang tengah malam di University Inn, penginapan yang dikhususkan untuk mahasiswa yang study di University California Santa Cruz. Setelah beristirahat beberapa jam, paginya kami bersiap-siap melakukan orientation day ke kampus. Tak di sangka diperjalanan menuju kampus, begitu banyak pohon Sakura di sepanjang jalan dan bunganya sedang bermekaran. Aku baru tau ternyata Sakura banyak macamnya, I was speechless saat itu. Ternyata aku salah berpikir bahwa Sakura cuma ada di Jepang. Ternyata di seluruh USA sudah ada bunga ini, karena pemberian hadiah dari pihak Jepang. Wow...Alhamdulillah.

Hampir tiga tahun berlalu sejak keberangkatanku ke LN. Banyak cerita dan pengalaman yang tak terlupakan, sedih, senang, lucu, konyol yang terjadi saat disana. Tapi bukan itu inti dari note ini, aku hanya ingin menapak tilas hal yang aku sendiri tak menduga sudah terjadi. Sebuah mimpi dimasa kecilku akhirnya jadi nyata.
Aku tak merasa aneh saat ibu sering lupa kemana tujuan aku pergi tiga tahun lalu, ibu selalu mengucapkan "Saat kamu ke Jepang dulu", pada saat dia bercerita pada yang lain juga pasti yang disebutkannya aku pergi ke Jepang. Aku sering meralat, "Bukan ke Jepang bu, Ke US..kan ke Jepang cuma transit di bandara aja, heheee", tapi tetap saja tiap kali mengingat perjalananku, ibu pasti mengucap "ke Jepang".

Dan seperti hari ini saat aku sedang mencuci baju bersamanya, ibu berkata..
"Kalau jaket abang yang satu lagi juga kotor, rasanya gak sanggup dicuci lagi.."
"Jaket yang mana??" tanyaku.
"Jaket yang warna abu-abu yang kamu beli di Jepang", Nah lho?? Jepang lagi kan..
"Di Amerika bu", ucapku sambil terseyum.

Tiba-tiba saja pertanyaan itu muncul di kepalaku. Aku jadi penasaran kenapa ibu sangat tertarik dengan Jepang sampai salah selalu.
"Bu, ibu suka Jepang yaa??", pertanyaan itu membuatnya bingung.
"????", wajahnya bingung.
"Hmm..abis selama ini selalu saja salah menyebutkan kemana umy pergi, hehheee".
"Oh..bukan karena itu. Kamu gak ingat yaa, dulu saat kamu baru masuk sekolah dasar, kamu selalu bilang gini, "Suatu hari adek pasti bisa ke Jepang", kalimat itu selalu keluar dari mulut kamu karena kebetulan kan Ayahnya Indah (Ibunya indah adalah sepupuku) dan keluarganya memang disana, jadi mungkin ada rasa ingin yang luar biasa pada diri kamu. Dan akhirnya kata-kata itu terwujud, walaupun cuma transit di Jepang. Tapi intinya sejak kecil memang keinginan terbang ke luar negeri sudah ada. Anak kecil biasanya ucapannya lugu dan polos tapi tulus sekali dan Allah mengabulkan itu. Bahkan kamu sendiri lupa kan pernah sering berucap itu?", tanya ibu padaku yang sedang bingung tapi terharu tapi tetap mengangguk polos.

Wow!! that's really impressive. Bahkan aku sendiri benar-benar lupa pernah punya mimpi itu sejak masih kecil. What a surprising story I had!!! Hanya ucapan syukur yang terucap.

Tak sadar ucapan itu telah keluar dari mulutku sejak aku baru menginjak sekolah dasar. Tak ada kata yang tidak mungkin pada Allah SWT. Satu pelajaran penting, jangan menganggap remeh ucapan bocah kecil, apalagi tentang mimpi-mimpinya. Allah tahu itu tulus dan suatu hari pasti Dia akan mewujudkannya.


(Menulis masih dengan keadaan surprised, ck..ck..ck)
Memeluk Sakura...
Ayano and Minori, Japanese Friends...
And This is Sakura, Japanese icon..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar