Senin, 26 September 2011

Surat Untuk Allah - "They are my Saviors"



Dear Allah...

It's been some time after my third letter for you God ^_^
Beberapa hari sibuk dengan pikiran sendiri, deadline juga menanti (biasa, penyakit suka bermain denga waktuku masih suka kambuh, heheheee)...Honestly, sebagian waktuku juga ku habiskan memikirkan apa yang mesti ku tulis dalam beberapa hari ini..saat ide satu muncul, ide lain juga ingin di realisasikan (Duuu..jadinya gak dapat intinya, ujung-ujungnya gak jadi nulis dech...).
Talking about those ideas, one of them still makes me confused about the plot, setting, and the character (Aku sedang menulis cerpen lagi Dear Rabb..mohom bimbingannya biar mudah dan lancar). Another is the letter for You, my Dearest Rabb. Sebenarnya aku ingin sekali menulis tentang "Ibu", tapi belum sepenuhnya dapat tahu haru memulai dari mana (terlalu banyak kisah tentangnya ^_^).

While I was busy with my own thought, aku teringat murid-muridku (My real educators). Bagaimana aku tega menelantarkan mereka, disaat segala sesuatu harus benar2 difokuskan pada mereka. It is all about midterm, final even the assignment. Terima kasih Allah telah mengirimkan meraka dalam intermezo pikiran-pikiranku. Aku pun mulai menyibukkan diri mempersiapkan apapun tentang mereka. Mulai dari soal final, periksa midterm, tugas-tugas.

Allah ku... aku tak mungkin membohongiMu, ada kejenuhan tersendiri ketika aku bergelut dengan huruf-huruf dan segala kertas-kertas itu... Tapi Engkau menguatkan aku dengan wajah-wajah mereka yang begitu excited menunggu hasil kerja keras mereka juga wajah-wajah gelisah mereka menunggu soal final yang akan mereka hadapi (This is kinda funny ^_^, mengingat wajah-wajah itu..)

You send them for me to make me stronger, God ^_^
You teach me the real lesson how to be a good teacher by their existences...I am growing up because I learn from their questions, and behavior...

Terkadang di saat pikiran kacau, bertemu mereka walaupun di kelas yang penuh sesak dengan debu pun bisa membuat sebuah senyum tulus muncul di wajahku... Wow, aku melupakan pikiran kacau ku sesaat...

Dear God...
Betapa aku sangat ogah berdiri didepan dan mengajar beberapa tahun lalu...Aku benci, aku ogah...
Tapi sekarang perasaan itu hilang semenjak aku mengenal apa itu arti seorang guru dan apa itu arti murid. Mereka yang lebih tepatnya mengajariku banyak hal...
Aku belajar memahami bahwa seorang yang berdiri  di depan sebagai tenaga pengajar belum tentu selamanya lebih segalanya... Kau gunakan mereka sebagai instrumen untuk menyadarkanku bahwa aku juga harus belajar banyak sebelum aku menyuapkan ilmu itu kepada murid-muridku...
Aku belajar artikulasi, agar mereka mengerti apa yang aku ucap...
Aku mengulang-ngulang materi agar mudah mereka mengerti apa yang ku ajarkan..
Aku diskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ku prediksi akan muncul, agar mereka ingat..


Terlalu banyak perasaan saat aku sedang berdiri di depan sekelompok hambaMu itu, Allah..Keringat dingin mulai menetes ketika harus menemui mereka pertama kali... And I am really nervous. Aku berpikir bagaimana caranya pertemuan pertama harus sempurna dan mengesankan... Tak jarang muka ku merona melihat tingkah-tingkah mereka...
Ada satu kisah di salah satu kelas yang aku ajarkan... di awal pertemuan, mereka terlihat begitu menolakku..batapa pun aku berusaha, tapi in the first meetings, I was failed... Aku selalu merasa kesusahan ketika jadwal mengajar di kelas itu begitu cepatnya datang lagi... Aku kesal. Tapi kuasaMu berkehendak lain, kau kuatkan aku sehingga aku tetap menjadi sosokku sampai akhirnya mereka menerimaku dan menjelang akhir pertemuan kami, aku mulai kehilangan mereka...
Namun tak jarang, murid-muridku membuka diri di awal pertemuan...

Dear Allah...mudah-mudahan sikapku benar ketika aku harus jujur di depan mereka, bahwa aku tidak sempurna... Aku juga terkadang lupa, aku tak jarang tak tahu dan tak bisa...Selama ini memang tak ada yang meremehkan kejujuranku itu, walaupun aku akui itu salah... seharusnya seorang guru berusaha menjawab dengan bijak...Tapi aku merasa cemas ketika aku ragu akan sesuatu, aku memaksakan diri menjawab seadanya...dan itu malah membuat mereka salah arah (Apa aku terlalu takut kehilangan kepercayaan mereka? dan jawabanku iya).
Mungkin pengalaman juga yang mengajariku untuk jujur... dan selama ini ketika aku jujur kekuranganku dengan kehendakMu pun mereka menghargainya... Mungkin Engkau bukakan hati mereka bahwa berdiri di depan juga tak mudah, harus siap dengan segala pertanyaan-pertanyaan dan pikiran-pikiran murid-murid..

For me, though they often trick me, I appreciate that (karena pengalaman ku juga mungkin saat menjadii murid, tak jarang mempermainkan guru, ck..ck..ck..kebiasaan buruk). At least, dari tingkah seperti itu aku bisa belajar banyak bagaimana cara bersabar dan menahan emosi...dan aku  belajar mengatasi tingkah itu dengan bijak bukan dengan emosi...

They are my Saviors... bukan karena mereka banyak mengajariku hal-hal tentang kesiapanku sebagai seorang pengajar..tapi juga mereka mengingatkan ku bagaimana perjuangan menjadi seorang guru. Aku dulu di saat berada di posisi mereka belum mengerti posisi seorang guru, tapi ketika sekarang aku yang menghadapi mereka, aku tahu apa yang dirasakan seorang guru...
Aku hanya meminta kepadaMu Allah, mudah-mudahan ilmu yang Kau titipkan padaku bisa merasuk ke hati mereka walau tak banyak yang bisa ku bagi karena aku juga dalam proses belajar (real learning) and they are my teacher ^_^


I love You, Allah



Love,


Me ^_^


Teruntuk my students...
I love you, guys...Mudah-mudahan Allah melimpahkan kelapangan hati dan pikiran sehingga ilmu yang kalian punya berkah dunia akhirat..
Amiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar